PEMETAAN KONDISI BAWAH PERMUKAAN DENGAN METODE GEOFISIKA (STUDI KASUS: BENDUNG PASARBARU, TANGERANG)

Authors

  • Adang S. Soewaeli
  • Nurlia Sadikin

DOI:

https://doi.org/10.32679/jth.v5i2.303

Keywords:

Bendung, geofisika, ground penetration radar, anomali, amplitudo

Abstract

Bendung Pasarbaru Irigasi Cisadane atau Bendung Pintu Air Sepuluh berlokasi di Kelurahan Koang Jaya, Kecamatan Karawaci, Tangerang. Bendung yang membentang sepanjang 110 meter di Kali Cisadane ini merupakan warisan kolonial Belanda, dibangun pada tahun 1923 dengan tujuan mengatur aliran sungai Cisadane untuk keperluan irigasi kota Tangerang. Upaya untuk monitoring kondisi aktual bendung dan sekitarnya dilakukan pengukuran Ground Penetrating Radar (GPR) atau Georadar untuk mengetahui kondisi dan karakteristik dibawah permukaan tanah. Pada dasarnya GPR bekerja dengan memanfaatkan pemantulan sinyal, pengolahan data dilakukan menggunakan software RADAN (RAdar Data ANalyzer) dan pada instalasi alat Georadar, digunakan antena 100 MHz. Hasil pengukuran georadar memperlihatkan anomali pada pertemuan struktur bendung dengan batas timbunan tanah aslinya. Pada lintasan arah memanjang dan melintang, variasi intensitas tidak menunjukkan kontras yang ekstrim di tubuh bendung. Tidak adanya perbedaan amplitudo mengindikasikan tidak adanya perbedaan kepadatan, artinya kondisi bawah permukaan bendung relatif homogen. Terdapat indikasi rembesan pada lintasan yang merupakan perpanjangan dari lintasan memanjang di kedalaman antara 14 m – 22 m. Anomali ini, perlu diyakinkan dengan melakukan pengujian berupa pengeboran atau pengukuran lainnya.

References

Assad, Fakhry A., James W. LaMoreaux dan Travis Hughes. 2004. Field Methodes for Geologist and Hydrogeologists. Springer. Germany. Pp 59-60.

Direktorat Penyelidikan Masalah Air (DPMA). 1977. Laporan Hasil Penyelidikan Hidrolis Dengan Model Bendung Gerak Pasar Baru Cisadane – Jawa NO.P.439. Bandung.

Geophysical Survey Systems, Inc. (GSSI). 2003. TerraSIRch SIR System-3000. User’s Manual. New Hampshire.

Institut Teknologi Bandung (ITB). 2000. Modul Praktek Laboratorium Geofisika, Metoda Goeradar. Jurusan Geofisika dan Meteorologi. Bandung

Johansson, Sam. 1997. Seepage Monitoring in Embankment Dams. Doctoral Thesis. Royal Institute of Technology. Stockholm.

Kirsch. 2006. Groundwater Geophysics. A Tool For Hydrogeology. Springer-Verlag Berlin Heidelberg 2006. Printed in Germany. Pp 227-250, 402-412, 476-478.

Murwanto, Eko Joko, 2011. Aplikasi Teknologi Ground Penetrating Radar (GPR) Untuk Deteksi Struktur Tanah / Batuan Dan Material Terpendam. Website Badan Penelitian Dan Pengembangan Kementerian Pertahanan RI: http://www.balitbang.kemhan.go.id/?q=content/aplikasi-teknologi-ground-penetrating-radar-gpr-untuk-deteksi-struktur-tanah-batuan-dan-mate. Diakses: 18 Maret 2014, jam 15.50 WIB.

Telford, 1976, Applied Geophysics, Cambridge University Press, London – New York – Melbourne. Pp 442-457

Untoro, 2011. Aplikasi Georadar. Bahan Presentasi Pertemuan. Tidak dipublikasikan

Westerdahl, H. dan F. N. Kong, 1992. Merits And Potential Of Georadar As A Subsurface Investigation Tool - Experience At NGI During The Past Ten Years. Annual Meeting Of Sageep, Chicago

Yulius, Yudi M., Yuyu Wahyu dan Folin Oktafiani, 2008. Studi Pemrosesan dan Visualisasi Data Ground Penetrating Radar. Jurnal Informatika, Sistem Kendali dan Komputer. Vol. 2, No. 1. P-ISSN 1979-8059. e-ISSN 2302-6146. LIPI. Bandung.

Published

2017-12-12

How to Cite

Soewaeli, A. S., & Sadikin, N. (2017). PEMETAAN KONDISI BAWAH PERMUKAAN DENGAN METODE GEOFISIKA (STUDI KASUS: BENDUNG PASARBARU, TANGERANG). JURNAL TEKNIK HIDRAULIK, 5(2), 99–110. https://doi.org/10.32679/jth.v5i2.303